Bisnis semakin hari semakin menampakan persaingan yang ketat. Banyaknya bisnis pada bidang usaha yang sama atau bisnis yang memiliki karakter yang sama membuat perusahaan harus mengeluarkan energi extra untuk memenangkan hati konsumen. Memenangkan hati konsumen dapat dilakukan dengan banyak cara seperti menciptakan produk yang berkualitas yang memiliki nilai di hati konsumen, strategi pemasaran yang efektif, dan kemudahan konsumen dalam memperoleh produk yang ditawarkan. Namun, pengelolaan internal perusahaan yang baik merupakan aspek lain yang tidak bisa dipandang sebelah mata, apalagi untuk perusahaan yang akan bergerak ke skala yang lebih besar. Salah satu aspek pengelolaan internal yang perlu diperhatikan adalah berkaitan dengan anggaran. Keberadaan anggaran akan menentukan apakah perusahaan akan mampu bertahan dan juga menentukan apakah perusahaan mampu untuk bertumbuh serta pertumbuhannya berkualitas.
Jika dilihat dari sudut pandang sistem pengendalian internal, maka anggaran merupakan bagian dari sistem pengendalian internal. Dalam sistem pengendalian internal, perencanaan strategis merupakan hal yang pertama yang harus dilakukan. Perencanaan strategis setidaknya memiliki jangka waktu 5 tahun. Hal berikutnya yang harus dilakukan adalah penganggaran. Pada umumnya anggaran dibuat untuk jangka waktu 1 tahun, namun ada juga anggaran yang disusun untuk lebih dari 1 tahun yang disebut juga dengan anggaran induk. Penyusunan anggaran dimulai dengan menentukan target penjualan, selanjutnya baru ditentukan anggaran biaya untuk produksi, anggaran untuk pembelian bahan baku, anggaran arus kas dan lain-lain. Kompleksitas penyusunan anggaran bergantung kepada karakteristik bisnis masing-masing perusahaan. Untuk lebih detail, dapat juga dibuatkan laporan keuangan proforma. Dengan laporan keuangan proforma perusahaan dapat melihat berapa pendanaan yang dibutuhkan dan darimana sumber pendanaan untuk mencapai tujuan-tujuan strategis perusahaan. Anggaran akan memandu perusahaan berjalan sesuai dengan yang direncanakan, membangun komunikasi yang efektif antar lini dalam perusahaan, menciptakan motivasi kerja dan dapat juga digunakan sebagai alat untuk menilai kinerja. Ketiadaan anggaran membuat perusahaan berjalan tidak tentu arah serta perusahaan akan kesulitan dalam mengontrol biaya. Dan pada akhirnya dengan adanya anggaran dapat melihat pertumbuhan perusahaan. Pertumbuhan yang diharapkan tentunya pertumbuhan yang berkualitas. Pertumbuhan berkualitas adalah pertumbuhan dengan resiko yang rendah. Misalnya perusahaan yang mengandalkan pendanaan eksternal (hutang) dalam menopang pertumbuhan akan menciptakan pertumbuhan yang tidak berkualitas karena hutang memiliki resiko yang tinggi, apalagi dalam kondisi ekonomi yang tidak baik. Bahkan perusahaan yang tumbuh dengan mengandalkan hutang tiba-tiba saja bangkrut.
Hendra Tanjung